Busuk Chronicles

Wednesday, 19 October 2016

CLASSIC INTERVIEW: Interview bersama DEMONS DAMN dengan Popo (vokalis wanita) dan Jhon (bass).

The mighty DEMONS DAMN (February 2011). Left to right: Jhon (bass), Dimas Damn (guitar), Abaz (studio drummer), Ricky (guitar2), Popo (vocals).
Interview bersama DEMONS DAMN dengan Popo (vokalis wanita) dan Jhon (bass).

Oleh: Dr Kieran James (University of Fiji).

Tanggal interview: 10 Oktober 2011, ruang latihan JASAD terbaru, Ujung Berung, Bandung.

Tanggal interview diubah oleh Popo pada tanggal 9 November and 28 December 2011.

Komentar ekstra oleh: Ferly (JASAD) dan Bobby (BLEEDING CORPSE).

Kieran James (Busuk Chronicles): Hai Popo. Terima kasih atas kesediaan Anda untuk interview ini dan terima kasih banyak atas semua bantuan Anda untuk interview saya dengan band-band lainnya di Bandung ini. Anda semua sangat membantu saya. Pertanyaan pertama saya yaitu kapan dan bagaimana Anda terlibat dalam scene death-metal?

Popo: Hai, dan ini Jhon, pemain bass saya. Saya memulai bermain musik metal ketika saya masih SMP, pada usia 13 tahun.

Jhon: Kalau saya sejak kelas 1 SMA, usia 16 tahun.

Popo: Pertama saya hanya mendengarkan musik metal, yaitu band SEPULTURA. Saya menonton video clip-nya di MTV “Refuse/Resist”.

Jhon: Pada awalnya, saya mendengarkan band BIOHAZARD [USA].

Popo: Ketika saya di SMP, saya menonton beberapa konser dan pertunjukan. Seseorang mengajak saya ke beberapa pertunjukkan, saya hanya ingin tahu lebih dalam mengenai musik metal; terkadang saya pergi ke pertunjukkan seorang diri. Pada awalnya saya hanya menonton penampilan band-band metal di atas panggung, saya tidak tahu siapa penyanyinya atau band apa yang saya tonton, namun saya hanya melihat dan kenal beberapa orang di sekolah yang sama, kemudian mereka mengenalkan saya dan kami mulai nongkrong bareng di toko musik. Saya bertanya kepada mereka mengenai scene-nya, pada saat itu saya berusia 14 tahun.

KJ: Bagaimana dan kapan Anda memulai DEMONS DAMN?

Popo: Sebelum band ini berganti nama menjadi DEMONS DAMN, awalnya bernama Demons. Formasi awal telah diubah. Saya kenal gitarisnya dari studio rekaman. Kami selalu nongkrong dan mendiskusikan musik metal, dan kemudian kami bertemu dengan taman-teman lain di studio tersebut. Saya memintanya bergabung dengan band saya. Ketika Dimas dan Ricky bergabung di band kami, saya mengganti musik speed-metal menjadi death-metal. Abaz, yang sekarang bermain drums untuk JASAD, dia membuat musiknya sangat cepat. Dia masih bermain drums di album pertama kami yang akan datang.Dia tidak bisa bermain bersama DEMONS DAMN secara live karena dia terlalu sibuk bermain dengan JASAD dan UNDERGOD.

KJ: Kapan Anda mulai dengan vocal death-growl?

Popo: Saya memulai growl vokal ketika musiknya diubah menjadi death-metal, saya belajar banyak mengenai deep-growls (suara geraman dalam), saya menggunakan guttural style (gaya suara garau). Anda dapat mendengarkannya di track-track demo saya. Lagu pertama memiliki vokal berbeda dari 3 lagu terakhir. Di lagu pertama, saya menggunakan geraman dengan artikulasi yang jernih. Orang dapat mendengarkan saya ketika saya mengatakan ABC, seperti itu. Jhon adalah orang terakhir yang masuk ke DEMONS DAMN.

Kieran James, Popo Demons Damn, Bobby Rock @ Cicaheum
KJ: Apa cita-cita Anda untuk band ini?

Popo: Kami memiliki cita-cita yang sama dengan band-band lain, yaitu untuk tetap eksis, mempromosikan band kami, membuat orang-orang kenal dengan band kami, dan mengadakan pertunjukkan di luar negeri. Bagi saya dan DEMONS DAMN, kami memiliki cita-cita yang berbeda. Bagi saya, saya ingin orang-orang tahu bahwa musik death-metal tidak hanya untuk cowok saja, namun cewek juga bisa bermain musik death-metal. Saya belajar banyak mengenai musik metal, saya bukan hanya sekedar ikut-ikutan. Saya telah lama tinggal di Ujung Berung. Saya bermain musik death-metal sejak 2008.

KJ: Bagaimana respon para fans Anda dengan adanya vokalis wanita dalam death-metal?

Popo: Pertama mereka terkejut ketika tahu bahwa ada wanita yang bermain di band death-metal. Orang-orang tidak tahu tentang band-band yang ada vokalis wanitanya, karena mereka tidak dapat mempromosikan band mereka dengan baik. Saya sangat beruntung karena teman-teman saya dari Ujung Berung telah banyak membantu saya untuk mempromosikan band kami. Ferly (gitaris JASAD) meminta saya untuk bermain bersama jasad di salah satu pertunjukkan JASAD.Kami telah mengadakan dua kali pertunjukkan, di Bandung dan Malang, hanya saya dan JASAD. Man (vokalis JASAD) memperkenalkan saya dan band saya DEMONS DAMN di atas panggung. Setelah memberikan penampilan terbaik saya, apa lagi yang dapat kami perbuat untuk musik death-metal? saya menunjukkan kepada mereka bahwa saya tidak hanya sekedar ikut-ikutan bermain death-metal, dan mereka menyukai saya dalam artian mereka menyukai perempuan yang memainkan death metal.

KJ: Jhon, apakah Anda merasa aneh bermain di band dengan vokalis wanita?

Jhon: Tidak, saya sama sekali tidak merasa aneh. Saya rasa vokalis wanita memiliki perbedaan, wanita lebih disiplin daripada pria dalam menghadiri pertemuan-pertemuan dengan band-band, dan sebagainya.

Popo: Juga dalam mengatur keuangan…. (tertawa*)

Jhon: Semuanya! Ini merupakan salah satu tantangan buat saya untuk bekerja sama dengan vokalis wanita.

Popo Demons Damn, Bobby Rock
KJ: Menurut Anda, apakah lebih sulit untuk mendapatkan image pria “keras” ala death-metal dengan vokalis wanita?

Jhon (Popo menafsirkan dalam memberi jawaban): Menurut saya sama saja, pria maupun wanita sama. Saya rasa malah sudah biasa band-band metal dengan vokal pria, namun dengan vokalis wanita, kami terlihat “lebih keras”. Jika sebuah band memiliki vokalis pria, itu sudah hal biasa. Pengaruh pria dan wanita sama, tapi, ketika seorang wanita bermain death-metal, hal tersebut jauh lebih menarik dan berbeda.

Popo: Mungkin itu adalah hal paling keren!

KJ: Apakah Anda menghadapi masalah-masalah ketika menjadi vokalis wanita yang bermain musik death-metal di sini?

Popo: Bagi band kami, sama sekali tidak ada masalah. Masalahnya hanya dengan komunitas umum, dengan ijin kepolisian, ketika kami ingin mengadakan pertunjukkan, seperti yang pernah saya jelaskan pada interview dengan BLEEDING CORPSE [8 Oktober 2011, lihat posting sebelumnya di website ini untuk interview dengan BLEEDING CORPSE]. Sekarang, wanita dalam scene death-metal dihormati oleh fans, karena para wanita dapat membuktikan bahwa mereka juga bisa bermain musik death-metal, hal ini sangat berbeda dengan masa lalu, dimana hanya pria yang mendominasi musik death-metal.

[Pada saat ini Ferly “JASAD”, bergabung dalam interview ini]

KJ: Apakah Anda melihat peranan Anda untuk di hari kemudian mengajari para wanita muda untuk bermain musik death-metal?

Popo: Jika mereka bertanya kepada saya, bagaimana cara belajar vokalnya, saya akan mencoba untuk membantu mereka.

Ferly: Puji [nama panggung Popo] memiliki vokal yang sangat bagus, dan tentu saja, penampilan yang luar biasa. Dia adalah seorang pelopor.

KJ: Bagaimana kemajuan pembuatan album Anda?

Popo: Kami harus merekam vokalnya, sisanya telah selesai. Kami memiliki 9 lagu, musik kami dipengaruhi oleh band VADER [Polandia], KATAKLYSM [Kanada], DISGORGE [USA], SUFFOCATION [USA], dan banyak killer bands lainnya.

KJ: Apakah Anda telah mendapatkan judul-judul lagunya?

Popo: Kami memiliki judul-judul lagunya, namun judul albumnya belum. Saya mempunyai sebuah lagu yang diciptakan oleh Bobby [Rock, vokalis BLEEDING CORPSE]. Saya menulis semua lirik lagu-lagunya. Topik-topik lagunya adalah balas dendam dan kebencian. Saya mencoba menulis lirik seperti SUFFOCATION.

Left to Right: Bobby Rock, Popo, Butche, Man Jasad
KJ: Saya rasa lirik-lirik SUFFOCATION mengenai perasaan mereka secara keseluruhan. Bila Anda membaca bagian-bagian tertentu lirik mereka, kelihatannya tidak masuk akal.

Popo: Lirik-lirik SUFFOCATION sifatnya idiomatic, artinya Anda tidak dapat menerjemahkannya satu per satu.

KJ: Waaaah, saya hanya berbicara Bahasa Inggris, tapi saya tidak tahu apa artinya “idiomatik”!

Popo: Saya menyelesaikan tesis saya (dalam topik ini) untuk gelar Sarjana Sastra Inggris, di Universitas Pasundan [Bandung], 2008. Saya ingin mendiskusikan mengenai lirik-lirik band JASAD dan FORGOTTEN (Indonesia), namun dosen saya menganjurkan saya untuk menulis topik mengenai band-band populer di Indonesia, band pop seperti Peterpan atau yang lainnya… hal tersebut membuat saya kecewa karena band-band yang disarankan oleh dosen saya adalah band-band mellow, dan untungnya saya mendengar LINKIN PARK merilis album baru Minutes to Midnight, sehingga saya lebih memilih LINKIN PARK daripada band-band lokal, meskipun mereka sangat populer di sini, namun saya tidak menyukainya.

KJ: Siapa saja pengarang-pengarang favorit Anda?

Popo: Saya suka Karl Marx, Malcolm X. Saya suka membaca mengenai para wanita yang menjadi perintis atau pemimpin di beberapa agama. Saya menyukai feminisme. Saya ingin membaca mengenai para wanita yang memperjuangkan hal-hal besar dan sulit, mengapa wanita dapat melakukan segala hal….

KJ: Seperti feminisme?

Popo: Ya, ya!

[Bobby Rock “BLEEDING CORPSE” saat ini bergabung dengan kami selama interview ini berlangsung, Ferly sudah pergi].

KJ: Hai Bobby, bagaimana perasaan Anda memiliki pacar seorang vokalis wanita band death-metal?

Bobby: Rasanya seperti…. Meskipun seorang penyanyi atau tidak, sama saja. Saya tidak menyukai dia [Puji/Popo] hanya karena dia di atas panggung sebagai vokalis. Saya menyukainya karena sikap dan pendiriannya.

Popo: Saya sudah kenal Bobby sebelumnya. [KJ: Hubungan mereka telah berjalan selama 2 tahun]. Saya tidak peduli dia [Bobby] adalah vokalis BLEEDING CORPSE. Saya hanya tahu bahwa dia baik, tidak suka main cewek, dia sangat perhatian pada saya, itu yang terpenting. [KJ: Sekarang giliran Bobby yang malu-malu].

KJ: Popo, apakah Anda pernah merasa aneh karena Bobby adalah vokalis brutal metal di atas panggung, dan ketika tidak berada di atas panggung, dia adalah pria yang lembut?

Popo: Saya rasa lucu sekali melihat Bobby tidak sedang beraksi di atas panggung, namun ketika Bobby di atas panggung, sangat berbeda sekali dengan sehari-harinya, dia tidak suka berbicara mengenai musik terlalu banyak, namun ketika di atas panggung, dia kelihatan seperti pria brutal!
Sangat berbeda sekali dengan sehari-harinya

KJ: Who can kill the dragon, haha, seperti dalam lagu HAMMERFALL?

Popo: Ya! Saya juga membuat karakter untuk diri saya di atas panggung, Popo as a female demon. female demon adalah iblis perempuan penggoda yang dapat membunuh dan menaklukan, berbeda dengan puji, Puji adalah gadis pemalu. Ada satu band, CEREBRAL BORE dari Glasgow, Skotlandia. Di tahun 2010 mereka berganti vokalis wanita. [KJ: Vokalis baru, Simone “Som” Pluijmers]. Hal yang susah yaitu membuat orang-orang percaya bahwa saya dapat bermain musik death-metal.

KJ: Ok, interview kita selesai sampai di sini dulu. Terima kasih banyak Popo, the killer female, Jhon dan Bobby. Saya doakan yang terbaik untuk album baru kalian. Saya tidak sabar untuk mendengarkannya!

Popo: Terima kasih!

Band contact: popo_fdamon@yahoo.com

[Translation oleh Ruth Setiawati Wianto.]
Left to Right: Bobby Rock, Popo, Butche, Man Jasad @ Popo's birthday party, The Common Room Network Foundation, Bandung, April 2012.
Popo Demons Damn, Maya Mortality, and Kieran James @ Bandung.
Butche (vokalis The Cruel) and Popo Demons Damn @ The Common Room Network Foundation, Bandung, October 2011.
Left to Right: Bobby Rock, Popo Demons Damn, Ferly Jasad, and John Yoedi @ EXTEND Studio, Ujung Berung, April 2012.
BAND INTERVIEW GIRLZEROTH BY POPO DEMONS DAMN. Left to Right: Nenx Girlzeroth (guitar), Wong Die Girlzeroth (vocal), Popo Demons Damn @ The Common Room Network Foundation, Bandung, April 2012.
The first DEMONS DAMN studio album Retaliation (nine-tracks) was released by Extreme Souls Production (ESP) on 7 July 2013. The band is presently working on its second full-length studio album.

No comments:

Post a Comment