Wednesday 23 September 2015

INTERVIEW: Interview kita dengan UNDERGOD (Bandung grindcore & Pejuang Budaya Sunda)

Interview kita dengan UNDERGOD (Bandung, Jawa Barat, Indonesia brutal grindcore & Pejuang Budaya Sunda)
Interview oleh: Dr Kieran James (BUSUK WEBZINE) dan John Yoedi (BUSUK WEBZINE)
Lokasi Interview: Ujung Berung, Bandung, West Java, Indonesia, 3 April 2012
Penerjemah & pemberi comentar oleh: Popo (DEMONS DAMN & BUSUK WEBZINE)
UNDERGOD band line-up: Kinoy (bacok/ vocals), Ega (bass), Esa (guitar), Abaz (drums), Abetoxin (band manager)

John, Ega, Kieran (BUSUK), Kinoy
Kieran James (BUSUK WEBZINE) Question 1: Sebuah kehormatan untuk saya dan Jhon dari BUSUK WEBZINE datang ke Ujungberung melakukan interview UNDERGOD saat malam menjelang, band yang terkenal dengan dedikasinya untuk pasukan penggemar dan semangat untuk budaya Sunda. Bisakah kalian menceritakan tentang sejarah dari band?

Abetoxin (UNDERGOD) Question 1: kita mulai tahun 1997.

Kinoy (UNDERGOD) Question 1: Formasi pertama: Said (guitar), Abaz (bass), dan Uti (drums).

Abetoxin1: Pada pertunjukan UNDERGOD awalnya Abaz adalah bassis dan bukan drummer.

Kinoy: Saya vocalis pada saat itu.

Abetoxin: demo pertama kami rekam dalam bentuk kaset pada tahun 1997. Lagu pertama berjudul “Kudak Kadek”.

Popo (BUSUK WEBZINE)1: Semua lirik ditulis dalam bahasa Sunda karena kinoy adalah…

Abetoxin: Tidak baik ketika dia sedang berbicara bahasa Indonesia [tertawa]...

Kinoy & Ega, original Sunda warriors!
Popo: Kepada kawan atau siapapun.

KJ2: Kita tau bahwa JASAD lebih dulu terkenal menggunakan lirik bahasa Sunda tapi kalian band yang pertama menggunakan lirik bahasa Sunda?

Kinoy2: Yang pertama JASAD. Kita tidak mengikuti JASAD tapi kita hanya ingin menulis lirik dalam bahasa Sunda.

KJ3: OK, saya sangat ingin tau lebih banyak tentang ini. Para fans sangat bersemangat tentang UNDERGOD tapi mengapa dalam kurun waktu limabelas tahun kalian tidak memberikan album yang banyak disepanjang perjalanan karier kalian?

Popo: Fanatic!!!

Kinoy3: Para fans merasa ada perbedan dalam bahasa. Saya selalu bernyayi menggunakan ikat Sunda. Apa yang saya tulis dalam lirik adalah pengalaman yang sama seperti yang dialami oleh para penonton.

KJ4: Topik apa yang diceritakan dalam lirik? Kamu tau saya tidak bisa membacanya jadi tolong jawab saya hehehe…

Kinoy4: Gaya hidup.

KJ: Seperti apa?

Popo: Ketika saya mencintai gadis dan gadis…

Ujung Berung Death Metal Syndicate
Abetoxin: Bercinta dengan pria lain [semua tertawa].

Popo: Dia akan menulis perasaannya dengan kata-kata yang berat. Dia menulis dengan kata-kata yang kasar. Satu lagu yang unik bercerita tentang mimpi buang air besar, dalam budaya Sunda ada mitos bahwa dia akan mengalami sial dalam satu hari itu. Dia menuliskan tentang pengalaman itu. Ketika dia bangun tidur dia harus membuat tanda silang di lantai sebanyak tujuh kali, itu adalah mitos.

KJ5: Kalian mempunyai karir yang panjang sejauh ini mengapa hanya satu album yang kalian keluarkan?

Kinoy5: Karena gitaris kita sedang ada di penjara. Kami menunggu dia bebas lalu kita bisa membuat lagu-lagu baru. Kita bahagia dan sedih bersama jadi saya ingin menunggu Said bebas dari tahanan. Mungkin dia akan bebas dalam satu tahun.

[KJ note: Saya melakukan chat dengan Said yang menjadi fan dari BUSUK WEBZINE. Saya yakin dia akan membaca wawancara ini dan kita menggunakan kesempatan ini untuk mengatakan bahwa band nya dan semua fans UNDERGOD merindukannya dan kami semua tidak sabar menunggu dia keluar.]

KJ6: Apakah kamu merasa bahwa “underdog” adalah pengertian yang lain untuk band kalian seperti seseorang yang berjuang dalam kehidupannya…seperti pengertian ganda…karena ketika saya membayangkan band kalian saya berpikir “underdog”?

Dimas (DEMONS DAMN) & Abaz (JASAD / UNDERGOD)
Kinoy6: Ya setuju. Kita berjuang untuk hidup. Kita berjuang untuk band.

KJ7: Kamu mengikuti budaya hardcore atau budaya metal? Kamu menggunakan topi itu, kamu pasti seorang hardcore...

Popo7: Dia menggunakan topi itu tapi dia tidak tau tentang maknanya [semua tertawa].

KJ8: Bagaimana perasaan mu tentang Abaz bergabung dengan JASAD tapi tetap bemain di UNDERGOD?

Kinoy8: Bangga, sangat bangga, Abaz bisa membantu band besar seperti JASAD.

KJ9: Apakah kamu khawatir dia akan memberikan semua waktu dan usahanya kepada JASAD?

Kinoy9: Mati satu tumbuh seribu. Saya tidak takut jika Abaz meninggalkan UNDERGOD. Kita akan menemukan Abaz yang lain.

KJ: Kamu bisa mengajak Papap [ex-JASAD]?

Kinoy: Tentu saja [tertawa dan mengangguk].

Bobby Rock (BLEEDING CORPSE) & Abaz
KJ10: Apakah semua liriknya bahasa Sunda? Apakah kamu khawatir orang-orang dari luar Bandung akan tidak mengerti?

Kinoy10: Saya ingin balas dendam. Ketika saya membaca lirik bahasa lain saya tidak mengerti jadi saya ingin balas dendam agar mereka tidak mengerti juga [tertawa].

Popo: Lihat dia gila...

KJ: Kamu harus punya cover album dengan kamus bahasa Sunda seperti senjata.

Kinoy: Ya [mengangguk].

John (BUSUK WEBZINE)11: Saya tidak mengerti bahasa Sunda. Apa kamu tidak khawatir orang-orang di Indonesia tidak bisa mengerti lirik kalian?

Kinoy11: Saya bangga tinggal di Bandung karena saya ingin membuat bahasa Sunda besar. Saya rasa presiden harus belajar bahasa Sunda...

KJ12: Apakah menurutmu Bandung harusnya menjadi Negara yang merdeka seperti Timor Timur?

Kinoy12: Saya salut pada orang-orang Bali. Banyak orang yang datang dari Negara lain tapi mereka tetap mempertahankan budaya mereka. Kita juga bisa melakukannya.

Kieran (BUSUK) with UNDERGOD fans
John: karena ketika pertama kali saya melihat band di youtube tebakan saya ini adalah bahasa Sunda...

KJ13: Bagaimana pendapatmu tentang JASAD yang menyanyikan tentang budaya Sunda dan mengorganisir kelas budaya sunda di The Common Room Network Foundation Bandung?

Kinoy13: Saya punya teman yang membuat budaya Sunda tumbuh dan berkembang. Saya bangga ketika saya diatas panggung dan menggunakan bahasa Sunda.

KJ: Sulit untuk saya mempelajari bahasa lain karena Inggris mengekspresikan emosi saya.

John14: siapa yang menciptakan music dan siapa yang membuat lirik?

Kinoy14: Kita membuatnya berasama. Pertama nada untuk vocal dan lalu gitar mengikuti nada dari vocal ketika lagu masih “na na na na na”.

Popo: Bukan vocal mengikuti gitar tapi gitar yang mengikuti vocal.

KJ: Seperti pada punk?

Ferly (JASAD), Abaz, Popo, 10 Okt 2011
Kinoy: Justin Bieber vocal solo!

Popo: Kamu tau Kinoy adalah Playboy juga. Saya tidak tau kenapa ABG perempuan menyukai dia. Dia tidak suka mandi dan menggosok gigi… [semua tertawa].

Kinoy: Water poops...

Abetoxin: Water proof [tertawa].

KJ15: Bagaimana kalian menjelaskan style music kalian?

Kinoy15: vocal Sunda [tertawa].

Popo: Mereka tidak hanya bermain metal tapi mereka juga bermain instrument Sunda.

KJ16: Apa band favorit kalian?

Kinoy16: Pengaruh besar saya DYING FETUS dan di Indonesia adalah JASAD dan DISINFECTED.

Kinoy: Ketika saya pergi ke luar negri [tertawa]? Bagaimana kamu berkomunikasi ketika pergi ke luar negri?

Abetoxin: Bahasa Tubuh [semua tertawa].

Kinoy: Inggris adalah bahasa internasional, saya akan membawa kamus [semua tertawa]...

UNDERGOD in Year 2000, Sunda legacy continues!
Popo: Vocalisnya sangat sangat gila, yuck [mengernyitkan dahi]. Vocalisnya harus membeli deodorant yang banyak. Badannya sangat busuk. Butuh satu kompi...

Abetoxin: satu batalyon!

Popo: UNDERGOD fans [popo menunjuk satu orang pria yang mengeluarkan kartu member], coba kamu lihat kartu membernya.

KJ: Popo, bagaimana komentar kamu tentang music UNDERGOD?

Popo: Saya rasa bagus. Menunjukan skill dari gitaris dan drummer. Yang salah dari band ini adalah vokalisnya!

Abetoxin: Tentu saja [semua tertawa].

Kinoy: Saya hanya bisa bicara kata bahasa inggris ini “I love you” dan “I miss you”!

KJ: Seperti ABG di internet!

KJ17: Ok, pertanyaan terakhir. Ini adalah interview yang menyenangkan dan lucu. Kinoy apa pesan mu untuk para pasukan hardcore dari fans UNDERGOD?

Kinoy: Tetap bangga menggunakan bahasa ibu kita!

No comments:

Post a Comment

CONCERT REVIEW: SAXON, live @ Barrowland Ballroom, Glasgow, Scotland, 21 November 2022, by KIeran James.

SAXON concert review – Glasgow, Scotland, 21 November 2022, by Kieran James “We stood in the dark and the band played on” It wasn’t a no...