Friday 9 December 2016

CLASSIC INTERVIEW: Wawancara pertama kami dengan DISINFECTED, 1/7/2012 (Indonesian)

Siapa sih yang nggak kenal dengan band DISINFECTED, band lawas dari Ujung Berung – Bandung. Band yang sempat memuntahkan EP terakhirnya ‘AKU AKAN BUNUH KAMU’ di tahun 2005 yang dirilis oleh Rottrevore Records. Namun, kemudian band ini sempat vakum begitu lama. Dan sekarang ini mereka kembali untuk mencoba bangkit kembali ke dunia cadas ‘BACK IN BLACK’ hahaha. Dan info terbaru dari mereka bahwa mereka telah menggarap Split Album dengan band lawas yaitu MOTORDEATH yang dirilis oleh Extreme Souls Production / ESP yang akan segera dirilis dalam waktu dekat ini juga. 
Ok mungkin tidak usah terlalu banyak basa-basi, silahkan kalian simak interview exclusive ini…….

Line up terakhir saat ini adalah Adyth guitar, Ameng vocal, Sigit bass, Dias guitar, Iho drum.

Popo: Sehata?

Adyth: sehat.

Popo: Pertama-tama minta diceritain dong tentang sejarah DISINFECTED?

Adyth: Tahun 1997, 2 November... Awalnya Disinfected itu saya, Sigit, Ameng, Abah andris (Burgerkill) dan Upick Melted. Kami semua berawal dari band yang sudah memiliki album jadi kejaran kita bersama band ini adalah untuk membuahkan sebuah album, album pertama direkam 2001 dalam waktu 1 bulan. Drum take di studio Dialog, sisanya di Reverse studio milik Richard Pass band dan sound enginer nya oleh Uki Pass band. Di release 2001 oleh Extreme Soul Production. Setelah itu kami menggempur banyak panggung-panggung di Bandung seperti Bandung Berisik, Bandung Underground dan banyak event-event yang lainnya. Selanjutnya kita merekam Tribute to Metallica yang dibuat oleh True lies Production tahun 2003. 2003 saya mengundurkan diri lalu digantikan oleh Oteng (Forgotten) dan bersama Oteng DISINFECTED sempat menjajal beberapa panggung lalu oteng digantikan oleh Rio (RIP) lalu Abo (Global Unity) bergabung dan mengeluarkan EP Aku AKan Bunuh Kamu tahun 2004. DISINFECTED terhitung sering mengalami pergantian personil dan tidak mempunyai personil permanen pada drum dan gitar, hal tersebut menyebabkan banyak nama yang sempat bergabung dan membantu DISINFECTED seperti Ari Bejo (BLEEDING CORPSE), Said (UNDERGOD), Abas (JASAD/UNDERGOD), Iyenk (SAFFAR), Apot (EMBALMED). DISINFECTED sempat membuat Split DVD live Rottrevore Records bersama FORGOTTEN, SIKSA KUBUR dan JASAD dalam Rottrevore Death Fest 2006. Setelah Abo dan Rio keluar lalu bergabung Dias lalu diikuti oleh Rudi dan momentum kembalinya Adyth pada Festival Bandung Berisik V bersama DISINFECTED dengan membawa beberapa lagu baru dan target split album dan target utamanya adalah Full album 2012 pada Ulang tahun ke lima belas bulan November tahun 2012 ini. Line up terakhir saat ini adalah Adyth guitar, Ameng vocal, Sigit bass, Dias guitar, Iho drum.

Popo: Band apa yang paling berpengaruh bagi kalian dalam bermain musik?

Adyth: Untuk DISINFECTED sendiri setiap orangnya membawa influence sendiri-sendiri dan kami mencoba menempatkan pada porsi yang seharusnya tidak menjadi satu acuan untuk menulis lagu. Saya sendiri sebagai penulis lagu di DISINFECTED lebih banyak terinfluence oleh band-band trash metal seperti SLAYER, MEGADEATH, METALICA dan dari band-band death metal nya seperti MONSTROCITY, SUFFOCATION, CANNIBAL CORPSE band-band Florida death metal. Yang lainnya ada yang menyukai band-band death-metal technical tapi untuk music DISINFECTED sendiri kami tidak mengklaim tapi sound trash metalnya lebih terasa hanya dengan balutan death-metal.

Popo: Siapa yang membuat lirik di DISINFECTED?

Adyth: Dari dulu saya penulis utama, lirik juga. Pada proses pembuatannya dalam hal lirik saya mendiskusikannya dengan Ameng jadi ditulis oleh dua orang.

Popo: Kebanyakan liriknya dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris?

Adyth: Album Melted kebanyakan ditulis dalam bahasa Inggris hanya satu lagu, Karnivora yang berbahasa Indonesia. Album Aku Akan Bunuh Kamu semuanya dalam bahasa Indonesia dan dalam split album ini semuanya dalam bahasa Indonesia.

Popo: Kebanyakan liriknya bercerita tentang apa?     

Adyth: Ada sedikit perbedaan dalam album karena ada perbedaan penulis lirik. Dalam album Aku Akan Bunuh Kamu, Rio dan Ameng yang menulis lirik, dan di album melted sendiri saya, dan saya mencoba menangkap suatu kemarahan dan kebencian dengan gaya sadistic dengan influence dari film-film thriller. Kalau di album AABK, rio menggunakan tema baru lebih menyoroti fenomena  social yang terjadi tapi tetap dengan gaya kami gaya metaphor dan sarkasme yang dituangkan dalam lagu “Baptis Aku Dengan Darah” mempunyai tema pandangan suatu kelompok tentang ketuhanan yang menginterfensi kuasa Tuhan dengan mentafsirkan beberapa ayatnya dengan melakukan tindakan seperti Tuhan, kami menyebutnya itu membajak kakuasaan Tuhan. Di album split ini lirik-lirik DISINFECTED semakin nyata melihat fenomena di Indonesia, seperti dalam lagu Anjing Anjing Nusantara kami percaya bahwa sesuatu yang yang terjadi sekarang seperti korupsi, sikap rendah diri, sikap merasa inferior dari bangsa lain ini adalah suatu skenario yang memang sudah dijalankan sejak sebelum adanya Indonesia sendiri, dari zaman dulu, makanya memberikan judul Anjing Hnjing Hutan Nusantara ini karena kami melihat bahwa ada orang yang ingin memecah belah Indonesia tapi bukan dengan cara menjajah tapi dengan membuat rendah dan membuat inferior bangsa ini dibanding dengan bangsa lain seperti bangsa barat atau timur tengah caranya dengan counter culture. Banyaknya cerita tentang keagamaan, cerita tentang ras yang diunggulkan, membenturkan kesukuan, satu golongan yang ingin memecah belahkan Indonesia, masyarakatnya saling membunuh.

[Adyth mengirimkan lirik Anjing-Anjing Nusantara untuk gambaran lirik DISINFECTED pada split album ini dan sebagai gambaran sorotan mereka terhadap fenomena yang terjadi di Negara Indonesia]

ANJING HUTAN NUSANTARA
Cerita dari masa ke masa
Di babad baru nusantara
Saat anjing hutan mencabik
Tingalkan infeksi di seluruh raga
Anjing-anjing hutan nusantara
Tetes liurlapar mengancam nyawa
Cakar dan mataterang menyala
Hunjamkan infeksi keruang darah

Terbungkus cerita suci
Terjalin dongeng dusta
Terangkai retorika sampah
Manipulasi penghisap darah
Chorus
Anjing...Anjing...Nusantara  
Bantai...Penggal...tanpa ampun
Hentikan...Habisi...Anjing laknat sampah

Dalam lagu Konspirasi Hitam putih yang juga ada di dalam split album ini lebih eksplisit dijelaskan tentang fenomena sosial di Negara kita mengenai pandangan orang-orang yang mencoba mendoktrin atau ajakan untuk melakukan bunuh diri dengan mengatas namakan Tuhan dan diiming-imingi surga dan lagu Urban Zombie kami melihatnya dalam tema yang sama, kami melihat orang2 dipaksa melihat apa yang ada di televisi, terror yang dikirimkan lewat televisi dan menerangkan tentang betapa  fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat yang coba kami angkat ke dalam lirik lagu yang kami buat. Dan satu lagu cover adalah lagu dari ROTTEN CORPSE.

Popo:  Ada berapa lagu yang ada dalam album split ini?

Adyth:  Ada empat lagu dari DISINFECTED dan empat lagu dari MOTORDEATH.

Popo: Kenapa kalian suka memainkan music death-metal?

Adyth:  Passion

Popo: Passion kan… semangat, bukan Fashion?

Adyth:  Iya Passion, Apapun status social kita kalau namanya memang passion memang tidak bisa menghalangi untuk melakukan itu. Seperti lingkungan saya sekarang tidak bisa membantu saya membuat lagu seperti dulu ketika saya menulis lagu untuk album Melted hal itu benar-benar terjadi, saya seperti lahir untuk menulis lagu, tidak ada alasan lain [tertawa]

Popo: Alasan DISINFECTED memilih untuk memainkan music death metal itu apa?

Adyth: Dari kesamaan passion terhadap music death metal itu sendiri

Popo: Kapan pertama kali memainkan music death-metal?

Adyth: Terus terang kalau saya dulu belajar bermain musik itu saya cenderung memainkan musik blues dan rock’n roll, saya saat itu menikmati music trash metal seperti SLAYER, TESTAMENT, MEGADETH, METALLICA, tapi sepertinya saat itu ada satu keinginan untuk memainkan yang lebih keras dari ini dan saat SMP kelas tiga sekitar tahun 1991 pertama music death-metal yang saya dengar adalah NAPALM DEATH, CARCASS yang membuat saya excited untuk memainkan music death-metal.

Popo: Kalau a Sigit tahun berapa?

Adyth: Wahh lebih tua lagi… [tertawa] Yang pasti lebih tua dari saya git…

Sigit: [berpikir dan tersenyum] … SMA sudah nge-band tahun 85, lulus SMA tahun 90-91…iya bener, sekitar tahun 1985/1986.

Popo: Saya baru lahir tahun 85…

Iho: 2008.

Adyth: Berarti udah era-era death metal modern ya…udah zaman NECROPHAGIST, kami masih zaman CARRCASS-Reek of Putrefaction (1988)

Popo: Album death metal yang didengerin?

Sigit: NAPALM DEATH album Scum (1987).

Dias: Sekitar tahun 2000 pertama kali dengerin SUFFOCATION.

Adyth: Dias juga sebenernya tua cuman dia malsuin KTP [semua tertawa].

Popo: Kalau misalkan ada orang yang ngomong “kenapa kalian memainkan music barat?” karena semua orang tau bahwa death-metal itu asalnya dari barat, apa yang akan kalian jawab?

Adyth: Jawaban saya cuman satu, jawabannya ya Passion itu. Passion kami disana… musik barat kan banyak, bisa main jazz, bisa main blues tapi ya passion kami ya memang disana jadi yang kami pilih death metal.

Popo: Apakah para istri atau kekasih kalian mendukung pada apa yang kalian kerjakan?

Adyth: Kalau saya mendukung, buktinya saya bisa main lagi berarti didukung.

Sigit: Didukung…

Adyth: Dias didukung ga dias…? Emang punya…? [adyth menggoda Dias dan semua tertawa]

Iho: Mamah mendukung…

Adyth: tuh didukung mamah…hahaha [tertawa]

Popo: Bagaimana tanggapan orang-orang tentang split album ini?

Adyth: Split album ini sudah direalese untuk bisa streaming online di Reverbnation dua hari yang lalu, kami cukup mendapat respon yang positif karena DISINFECTED sudah lama tidak mengeluarkan album begitu juga dengan MOTORDEATH. Mungkin ada pertanyaan juga kenapa kami memilihnya juga dengan MOTORDEATH, memang sebelumnya ada beberapa rencana dengan siapa, dengan band lain tapi kami melihat MOTORDEATH pun sekarang tengah berencana mengeluarkan album dan disisi lainnya secara historis kami pun jauh dibawah 97 punya kedekatan dengan band ini.

Popo: Kebanyakan sekitar 80-90% band-band terbesar dan tertua adalah berasal dari kota Bandung, bagaimana tanggapan mengenai hal tersebut?

Adyth: Kalau melihat scene lain kita juga bukannya mengecilkan scene lain, saya sendiri tahun 95 ada di Malang membuat band ROTTEN CORPSE. Pada saat itu Malang pun hanya berisi sekitar tiga band yang memainkan band seperti ini, disana ada SEKARAT, BANGKAI,… pokonya saya bukannya mengecilkan scene lain saya juga pernah ada di scene yang lain, begitu pula seperti yang terjadi di Jakarta tapi kenapa saya juga tidak tau sampai bisa keluar angka 80-90% mungkin hanya asumsi saja, kenapa ada di Bandung…karena Bandung memang scene nya sangat mendukung sehingga perkembangan music itu sendiri bisa lebih progresif dibanding dengan yang lain dan gaung nya pun lebih terdengar dibanding tempat lain padahal ditempat lain pun ada band-band  yang memang hebat seperti yang saya bilang tadi, di Malang tahun 1995 sudah ada band-band tadi jauh sebelum 95 pun banyak band-band yang memang hebat cuman yang itu tadi scene nya tidak mendukung terus mungkin pada saat itu cara berpromosi tidak semudah sekarang, itu  yang menjadi masalah. Dengan adanya, era social media, ada micro-blogging semacam itu kita akhirnya tau dimana-mana ternyata ada tapi kenapa yang hebat itu Bandung ya karena jadi pioneer itu.

Popo: Apakah hal terbaik dan terburuk yang ada di komunitas death-metal di Bandung?


Adyth: Kalau saya pikir hal baiknya dengan adanya scene yang sangat mendukung, mereka bisa memperlihatkan dukungannya, hal itu menjadi suatu bekal secara moril untuk terus selalu berkarya. Itu hebatnya yang saya rasakan di Bandung, kenapa saya bisa merasakan seperti itu karena saya pernah merasakan di Malang. Itu hal yang positif dan di Bandung sekarang terus berkembang dan scene ini bukan hanya milik musisi saja tapi orang-orang bisa hidup disana makanya scene Bandung bisa lebih hebat dibanding tempat lain mungkin karena faktor geografis juga Bandung tidak terlalu luas itu mendukung. Negatifnya, sebetulnya saya tidak terlalu banyak melihat hal negatif, hal negatif disini dalam perkembangan band karena kalau saya sendiri menyebut bahwa saya main musik ini untuk diri kami sendiri, orang lain menyukainya adalah bonus. Dengan scene yg semakin besar jadi timbul ada satu pikiran-pikiran pendek, mengapa suatu band menjadi tidak lagi memegang suatu filosofi DIY, kalau menurut saya DIY itu adalah koridor ekonomi sedangkan bermain musik adalah filosifi dan passion yang sesungguhnya jadi walaupun sekarang katakanlah kami bisa berkompromi dengan yang lebih mainstream selama itu tidak menghalangi atau bisa kompromi dengan musik kami, kami tidak melihat itu keluar dari filosofi utama, itu hal yang wajar ketika scene semakin besar akan muncul pandangan-pandangan minus. Seperti halnya sekarang band-band death metal main di televisi, ya kenapa tidak…toh mereka juga butuh duit dari sana, TV itu bisa hidup juga…why not??? Kenapa tidak dimanfaatkan selama itu bisa kompromi tidak harus begini, tidak harus begitu ya kenapa tidak… jadi kami sekarang sih lebih terbuka dan pemikiran-pemikiran kami yang seperti itu yang menjadi benturan-benturan dengan scene-scene yang lebih kecil menjadikan pandangan kenapa band ini lebih komersil… kenapa? Kami tidak kaya ko dari band ini, kami tidak kaya raya, kami tidak jadi hidup mewah dari band ini…saya bisa hidup sekarang ini tidak bermain dari musik ini, saya kerja, saya memainkan musik ini karena passion.

Popo: Apakah anda bisa menjelaskan sound dari instrument dari split album ini dan band yang mempengaruhi album split ini?

Adyth: kalau sound DISINFECTED sendiri tidak jauh berbeda dengan album sebelumnya mungkin adanya pergantian personil sekarang ada beberapa style yang berubah tapi secara keseluruhan musik DISINFECTED tidak jauh berubah. Silahkan nanti pendengar sendiri yang akan menilai ada perubahan apa disana. Kalau influence band tidak ada, kami ingin death metal dengan cara kami sendiri.

Popo: Bagaiman menurut anda mengenai pengembangan sound original yang kalian miliki dari pada yang telah orang-orang lakukan?

Adyth: Kami tidak mengklaim itu sound original kami, seperti yang tadi kita bahas bahwa death metal bukan dari Negara ini, bagaimanapun influence itu tetap ada tapi kami coba menempatkan influence kami dengan kadar secukupnya jadi kami tidak berusaha menjiplak band A atau band B, sound yang kami hasilkan sekarang itulah soundnya DISINFECTED. Membuat sound itu menjadi sound DISINFECTED, itu bukan hal utama. Kalaupun terdengar sama dengan band lain itu penilaian pendengar, silahkan saja…bukan masalah besar tapi kami memainkan apa yang ingin kami mainkan dan inilah hasilnya.

Popo:  DISINFECTED-MOTORDEATH split album 2012 akan dirilis Juli 2012 oleh Karnivora dan di distribusikan oleh Extreme Souls Production. Bagaimana bisa terjadi kesepakatan?

Adyth: Karnivora adalah label milik DISINFECTED sendiri, kami memang membuat album ini betul-betul dengan dana pribadi band untuk produksi album, karena kita pernah bekerja sama dengan ESP di album Melted dan kami tau cara kerja ESP jadi kami setuju menunjuk ESP sebagai pihak distributor.

Popo: Bagaimana hubungan kerja sama dengan band seperti MOTORDEATH untuk split album 2012? Dan siapa yang pertama punya ide untuk melakukan split album?

Adyth: Disinfected yang punya ide. Kami sudah lama bekerja dengan personilnya dan kami punya kedekatan secara historis. Jadi kami yang mempunyai ide kemudian pihak MOTORDEATH setuju, kenapa tidak? Karena kami melihatnya sebagai suatu momentum yang baik untuk mengeluarkan ini. Karena masing-masing menggunakan biaya sendiri jadi masing-masing membiayai diri sendiri. Karena kami sepakat untuk tidak ada headliner di split album ini jadi kami sepakat untuk tidak menggunakan Judul hanya “Split Album DISINFECTED-MOTORDEATH” itu saja yang menjadi judulnya.

Popo: Apa harapan kalian untuk split album 2012 ini?

Adyth: Kami sendiri ingin menjadikannya sebagai momentum dan merespon untuk menjadi kuat, katakanlah pemanasan sebelum full album begitu juga dengan MOTORDEATH yang saya dengar mereka pun akan merilis album dalam waktu dekat-dekat ini. Jadi split album ini sebagai pemanasan untuk kedua band sebelum keduanya mengeluarkan album terbaru dan menunjukan pada scene ini bahwa kami masih ada, untuk menunjukan eksistensi.

Popo: Kapan rencana kalian mengeluarkan full album? Karena sudah sangat lama semenjak mengeluarkan album ‘Melted’ 2001 meskipun saya tau kalian merilis EP ‘Aku Akan Bunuh Kamu’ 2005?

Adyth: Rencana pas ulang tahun DISINFECTED yang ke 15 bulan November 2012, tujuh lagu telah kami selesaikan dan kami berencana untuk menyiapakan dua belas lagu untuk album tersebut.

Popo: Sudah adakah rencana judul album terbaru dan records yang akan ditunjuk?

Adyth: Belum…belum ada, kalau record sendiri untuk full album belum ada bisa Rottrevore atau lainnya.

Sigit: Tapi Karnivora ada kemungkin tapi bisa saja dengan label lain.

Adyth: Semoga saja bisa melakukan deal dengan label luar.

Popo: Amin..amin…

Adyth: Makanya kami menjadikan momentum split album ini jadi promosi juga.

Popo: Adakah tehnik baru atau berbeda yang kalian gunakan kali ini? dan menurut kalian apakah yang sekarang lebih old school atau bagaimana?

Adyth: Secara musical DISINFECTED kalau didengar dari sound mungkin akan terdengar seperti album ‘Melted’ dilihat dari gaya bermain musiknya tapi di album split ini lagu-lagunya terdengar enak dipake untuk perform. Lagu itu kan ada yang enak buat didengerin recordingnya tapi ketika dimainkan dipanggung kurang nyaman karena terlalu kompleks struktur lagunya atau apa, nah di split album ini lagu-lagunya khusus untuk perform live.

Popo: Bagaimana kalian membandingkan materi baru dengan album lama kalian?

Adyth: Mungkin kalo dari segi sound dengan kemajuan tehnik recording di zaman sekarang yang pasti akan terdengar berbeda. Menurut pandangan masing-masing band ini terdengar seperti melted karena di album ini saya yang banyak menulis lagu sedangkan saya juga yang menulis lagu di album ‘Melted’ jadi sounded like melted sedangkan di ‘Aku Akan Bunjuh Kamu’ itu penulis lagunya Rio.

Popo: Pertanyaan ini khusus buat Adyth dari John Yoedi, apa yang membuat kamu memilih untuk balik lagi bermain death metal dan band apa yang menginspirasi kamu bermain death metal?

Adyth:  Saya meninggalkan DISINFECTED tahun 2003 suatu saat seorang Addy’Gembel (FORGOTTEN) dan Rio (RIP) datang ke Jakarta, dia bawa DVD Rottrevore Death Fest dan dia bawa CD ‘Aku Akan Bunuh Kamu’, sekitar tahun 2007…dia bawa CD dan DVD itu lalu dia kasih ke saya. “Dyth ga pengen balik lagu lu main musik death metal?” saya bilang, “saya ga bisa dy, saya bisa main gitar tapi saya ga bisa menulis lagu”, trus addy bilang “kamu berada di zona nyaman” “bener dy, sekarang saya berada di zona nyaman”. Sampe akhirnya 2008 DVD Rottrevore Death Fest itu membangkitkan saya kembali untuk bermain music, belum kembali ke DISINFECTED ya…baru ingin bermain musik kembali dan itu tetap tidak bisa dan akhirnya momentum 2010 hingga 2011 itu adalah titik jenuh saya bekerja di Jakarta dan secara alami lagu-lagu itu bisa saya tulis dalam setahun bisa saya tulis tujuh lagu. Saya bilang sama Addy dulu “saya sudah tidak bisa menulis lagu lagi”… jadi gitar itu ada tapi tidak bisa bikin lagu, sampai akhirnya setelah saking stressnya ternyata main musik itu kalau bagi saya suatu sensasi, satu kepuasan yang tidak tergantikan dengan materi, kami tidak bisa menggantikannya dengan tiket konser death metal yang harganya mahal ya kita tidak bisa menggantikannya dengan apapun, itu bagi saya walaupun…

Popo: Meskipun dengan bonus dari kerjaan yang besar… [Semua tertawa]

Adyth:  Ya itu tidak bisa tergantikan makanya ketika sampai ke titik jenuh saya bekerja, saya bisa menulis lagu lagi. Ya karena Addy’Gembel dan Rio datang ke Jakarta ngasih CD dan DVD nanya saya “Engga kepengen lagi main musik”… “Pengen, tapi saya engga bisa bikin lagu”. Dulu Addy datang ke Jakarta dalam keperluan mengurus video klip FORGOTTEN ‘Tiga Angka Enam’ kebetulan editorialnya ada di Jakarta, tapi kalau bagi saya di hati kecil itu menguntungkan… “o iya, saya ingin balik lagi” makanya di album split ini pun ada suara Addy di lagu ‘Urban Zombie’. Saya masih dengerin band old school death metal, juga musik-musik progressif, saya masih dengar music trash metal juga.

Popo:  Apa pendapat kalian tentang Ameng sebagai vocalis yang mempunyai pengalaman featuring bersama BLEEDING CORPSE? Dan apakah ada anggota lain dalam disinfected yang bergabung dengan band lain?

Adyth: Kita belum pernah ngedenger, tapi dalam scene yang lebih specific scene Ujung Berung ya kita saling membantu band-band yang seangkatan ataupun lebih muda saling support. Kalau masalah lagunya kebetulan belum denger.

Sigit: Kita ga masalah, toh Ari juga membantu kami.

Popo: Rencana kalian kedepan bersama DISINFECTED?

Adyth: Kalau membicarakan rencana ada rencana jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, jangka pendek kita udah ni yang split, menengahnya full album, jangka panjangnya pengen tour…kalau bisa.

Popo: Tour Indonesia, Amerika, Eropa Asia?

Sigit: Minimal Indonesia, Asia tenggara, Eropa.

Adyth: Dibalikin lagi itu jangka pendek, menengah atau jangka panjang, [tertawa] kalau jangka pendeknya Indonesia dulu, menengah Asia Tenggara.

Popo: Maksimal seluruh dunia kali ya?

Adyth: Tapi harus punya album yang distribusinya lebih luas lagi kan… itu satu step-step yang harus dilalui dan saya pikir pasti mungkin selama ada kemauan dan ada semangat

Popo: Diacara apa kalian merasakan stage yang paling berkesan?

Adyth: kalau saya Bandung Berisik III tribute to SLAYER 2002.

Sigit: Rottrevore Death Fest.

Dias: Bandung Berisik IV.

Iho: Jakarta Death Fest, soalnya pertama kali main malam…biasanya main siang (bersama HUMILLIATION Iho belum pernah mempunyai pengalaman bermain malam).

Popo: Alasan kalian memilih Iho sebagai drummer baru kalian itu apa?

Adyth: Yang pasti karena Iho personil yang datang belakangan sedangkan secara musical DISINFECTED itu sudah jauh lebih dulu jadi yang kami lihat adalah si drummer baru ini gaya bermainnya harus bisa menyatu. Secara tehnik, skill dan lain-lain tentu itu pertimbangan dan kami pikir dia mumpuni untuk mengisi posisi itu tapi diluar skill, tehnik dan lain-lain gaya bermain yang menjadi pertimbangan utama sehingga memutuskan untuk menggunakan Iho.

Popo: Proses untuk menemukan Iho sendiri lewat audisi atau dari mana?

Adyth: Lewat kabar dari temen-temen.

Popo: Pernah ngadain audisi buat drummer ga?

Adyth: Tidak pernah.

Popo: Yang pertama kali ngusulin Iho siapa?

Sigit: Dias.

Popo: Alesannya kenapa dias?

Dias: Kapasitasnya, secara musikal untuk materi dasar materi yang sudah ada sebelumnya dia bisa ngejar dan untuk kedepannya juga dia bisa ngembangin kapasitas secara musikalnya.

Popo: Untuk Iho sendiri perasaannya bagaimana main dengan DISINFECTED?

Iho: Tertekan [semua tertawa]… memainkan gendre yang berbeda.

Popo: Ada kesulitan tidak?

Iho: Sedikit, belum terbiasa mungkin.

(Ketika Popo memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada Iho sang drummer baru, terlihat Adyth, Sigit dan Dias menggodanya dan membuat Iho salah tingkah dalam menjawab pertanyaan)

Sigit: Dalam hal apa belum terbiasanya? [tertawa]

Iho: Lama-kelamaan biasa.

Popo: Pertama kali dimana Iho bermain bersama DISINFECTED dan bawain berapa lagu?

Iho: Jakarta Death Fest bulan Januari 2012, bawain tujuh lagu.

Popo: Bagaimana perasaan kamu saat pertama kali manggung bareng DISINFECTED?

Iho: Bangga, sedih, takut, tertekan… [semua tertawa] dulu hanya nontonin mereka main, sekarang main bareng mereka.

Popo: Bagaimana tanggapan teman-teman di HUMILIATION?

Iho: Nambah pengalaman.

Popo: Mengganggukah terhadap jadwal HUMILLIATION sendiri?

Iho: Asal bisa atur-atuh saja.

Popo: Kalau misalkan dua band ini main di event yang sama kira-kira ngaturnya bagaimana?

Iho: Asal atur stamina saja.

Popo Kalau jadwal: nah itu… [tertawa] bingung

Sigit: Kalau bermain berbarengan dengan tempat yang berbeda gimana?

Adyth: Nah itu masalahnya?

Popo: Baru mau nanya… [semua tertawa]

Iho: Yang buruan ngebooking aza… [semua tertawa] pernah waktu Jakarta Death Fest harusnya HUMILLIATION juga main.

Popo: Sekarang Iho punya berapa band?

Iho: Empat, HUMILIATION, DISINFECTED, MORGUE NOBLEMAN, KURANG HIJI.

Popo: Adakah pesan untuk para fans kalian?

Adyth: Kalian harus dengarkan album split ini karena album ini sangat mantap [tertawa] harus PD benar engga?

Sigit: Dengarkan, nikmati, dan beli jangan download…yang punya EO jangan lupa undang-undang, [tertawa] tolong bikinin tour.

Popo:  Apa pendapat kalian mengenai Busuk Webzine? Pada Busuk Webzine kita memiliki Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia?
Adyth: Itu bagus karena selama ini masih sedikit yang seperti itu, dan itu artinya apa kalau suatu media berbicara dengan bahasa yang lebih universal itu artinya informasi tersebut akan bisa lebih luas untuk bisa sampai.

Popo: Dengan menggunakannya bahasa Inggris, orang-orang di Eropa atau Amerika sana kan bisa baca, apa yang ingin kalian sampaikan?

Adyth: Mereka harus tau bahwa death metal itu bukan hanya Amerika dan Inggris, scene Indonesia pun punya beberapa band yang bukan hanya band death metal tapi band-band metal yang sangat potensial dan beberapa sudah melakukan tour di luar negri juga.

Sigit: Dan untuk mereka yang ingin tau DISINFECTED bagaimana, undanglah kami kesana [tertawa] biar lebih tau dan lebih dekat lagi.

Popo: Oke terima kasih untuk interview kita hari ini, sukses untuk split album dan rencana full album dan tour yang kalian rencanakan.

DISINFECTED: Oke, sama-sama…sukses juga untuk kalian.

[Diwawancarai oleh Popo ’Demon Damn’, 1 Juli 2012].

No comments:

Post a Comment

CONCERT REVIEW: SAXON, live @ Barrowland Ballroom, Glasgow, Scotland, 21 November 2022, by KIeran James.

SAXON concert review – Glasgow, Scotland, 21 November 2022, by Kieran James “We stood in the dark and the band played on” It wasn’t a no...