Thursday 3 September 2015

CLASSIC INTERVIEW: Interview yang mengesankan dengan TURBIDITY (Bandung slamming), 10/10/2011

Interview yang mengesankan dengan TURBIDITY (Bandung, slamming death-metal), 10 Oktober 2011
Oleh Dr Kieran James 
Interpretasi dan wawancara eksklusif dengan Popo (vokalis DEMONS DAMN, death-metal Bandung)
Tanggal interview: 10 Oktober 2011 di Dada’s Shop Deathstar Tattoo, Jalan Dipati Ukur, Bandung.
Para personil TURBIDITY yaitu Dada Rosadeath (vokal), Daniel (gitar), Iko (drums), Mamay (bass)

Kieran James (BUSUK WEBZINE): Hai, apa kabar Anda semua? Hai Dada, Daniel. Terima kasih atas waktunya untuk interview hari ini. Tadi malam pertunjukkan kalian benar-benar hebat! [9 Oktober 2011, Bandung]. Pertama-tama, ceritakan bagaimana dan kapan terbentuknya band kalian?

Popo: Mereka mulai ketika mereka sering nongkrong bareng. Mereka hanya sekedar mencoba-coba, hanya melakukan sebuah project, karena masing-masing dari mereka telah memiliki band sendiri-sendiri. Mereka hanya mencoba membuat sebuah project.

Daniel: Band kami yang sebenarnya pada saat itu tidak aktif bermain. Kemudian barulah kami membuat band Turbidity aktif. Pada saat itu tanggal 18 Februari 2008, hari Valentine. [KJ: Pada hari Valentine yang kedua, Massacre adalah pendiri band Turbidity brutal-death!! Silakan baca cerita original mengenai St Valentine’s Day Massacre di Wikipedia.]

Popo: Mereka berfokus pada band pertama mereka, dan kemudian konsentrasi ke band Turbidity. Mereka mengganti formasi hingga mereka memiliki tiga orang personil, Dada (vokal), Daniel (gitar), dan Iko (drums).

Dada: Hingga kami membuat album Suffering of Human Decapitated, kami masih memiliki tiga orang personil. Setelah pembuatan album, kami mengajak pemain bass dari band Error Brain.

KJ: Bagaimana respon setelah album kalian keluar?

Dada: Respon terhadap album kami bagus……

Daniel: Band kami merupakan band death-metal pertama yang membuat album…….

Dada: Setelah kami membuat album, undangan-undangan untuk pertunjukkan berdatangan, dan jadwal konser kami untuk kota Bandung dan kota-kota lainnya sangat padat. Banyak label-label rekaman dari negara lain ingin meluncurkan album kami, dan banyak band dari luar negeri ingin membuat album terpisah dengan kami.

KJ: Saya penasaran, dari mana nama Turbidity berasal?

Daniel: Sebelum nama band kami berubah menjadi Turbidity, kami memiliki nama Human Flesh. [KJ: Jika Anda bertanya-tanya, definisi dari Turbidity menurut Wikipedia yaitu “kekaburan atau ketidak-jelasan yang disebabkan oleh partikel-partikel individu yang terhambat oleh sesuatu yang keras atau padat, yang umumnya kasat mata, mirip seperti asap di udara”.]

KJ: Ceritakan pada saya seperti apa tipe penggemar Turbidity?

Dada: Dimulai dari para remaja, hingga orang-orang yang telah lama berkecimpung di komunitas death-metal. Bukan hanya death-metal dan para fans yang mengesankan yang menyukai musik kami, namun komunitas punk juga menyukai lagu-lagu kami.

Daniel: Kami mempunyai banyak penggemar cewek-cewek cantik, Turbiyem, Lover Girl.

Dada: Bercanda! [tertawa*]

Daniel: Nggak, sungguhan! [semua tertawa*]

KJ: Di festival terbesar apa Anda pernah bermain?

Dada: Bandung Berisik 4, Bandung Death Fest 4, Rock in Solo, dan Bali Metal Fest. [KJ: Dada kemudian menunjukkan kami sebuah video-clip Turbidity yang sedang bermain di Bandung Death Fest 4, dan Bobby Rock Bleeding Corpse bergabung dengan Dada di panggung untuk menjadi guest vocal].

KJ: Mengapa Anda menyukai bermain Death Metal?

Daniel: Karena death-metal adalah musik yang paling sulit, paling banyak menggunakan teknik, sulit dimainkan dan sulit dimengerti. Bagi Turbidity, permainan terbaik kami yaitu ketika kami bermain musik death-metal.

Daniel: Rasanya seperti orgasme…. [semua tertawa*]. Kami merasakan orgasme ketika kami bermain musik death-metal!

KJ: Bagaimana perasaan Anda ketika bermain di hadapan penonton di festival?

Daniel: Awalnya kami merasa gugup, kemudian setelah kami bermain lebih dari dua lagu, kami mulai menikmati, dan makin banyak orang berdatangan, sehingga kami merasa senang sekali.

KJ: Bagaimana pendapat Anda mengenai gambaran death-metal di Bandung?

Dada: Solid….

Daniel: Komunitas yang besar, kami saling mensupport satu sama lain, semua genre musik di Bandung saling mensupport satu sama lain. Di antara semua genre musik, kami saling memiliki hubungan yang baik.

KJ: Siapa yang paling sering membantu Anda ketika Anda masih menjadi band muda?

Daniel: Semua teman di komunitas yang sering nongkrong bareng. Kami saling membantu karena kami memiliki visi yang sama.

KJ: Apakah ada masalah dalam bermain musik death-metal di sini?

Daniel: Perutnya terlalu besar untuk dipindahkan…… Rasanya sulit untuk berpindah-pindah tempat dan bermain gitar karena perutnya sedang dalam perjalanan [tertawa*]. Kami menemui beberapa kesulitan untuk bermain death-metal. Kami sekarang mengerti bagaimana bermain musik death-metal.

KJ: Apakah saat ini Anda sedang menggarap album kedua?

Daniel: Kami merencanakan album kedua, membuat lagu-lagu mixing antara hardcore dan death-metal. Kami tidak akan mengubah liriknya, masih mengenai penderitaan, darah, mutilasi dan pembunuhan.

KJ: Apa cita-cita Anda untuk band?

Mamay (bass): Tur ke Eropa, tapi itu hanya mimpi.

Daniel: Cita-cita untuk terus eksis hingga akhir jaman. Kami ingin membuat banyak album dan masih eksis sebagai Turbidity.

KJ: Apa ada pekerjaan atau bisnis lain yang dimiliki oleh para anggota band?

Dada: Bisnis tato.

Mamay: Artist, penagih utang [semua orang tersenyum*]. Drummer kami masih kuliah di universitas. [KJ: Iko tidak dapat hadir]

Daniel: Saya pelati lumba-lumba; saya mengajari mereka menari [tertawa*]

KJ: Oh benarkah? Dimana?

Popo: Hahaha, mereka hanya bercanda dengan Anda!

KJ: Waaah, saya kira sungguhan, seperti di Singapura dimana mereka memiliki tempat untuk melatih lumba-lumba.

KJ: Bagaimana perkembangan pembuatan album baru kalian?

Daniel: Kami baru 40% selesai, kami berencana merilis albumnya tahun 2012. Empat lagu telah ditulis, album baru kami berjudul Pathological GoreSalah satu lagu kami di album berikutnya mengenai wanita yang membuat dirinya sendiri patah hati. Judul lagunya adalah “The Angel with the Black Wings”. Saya punya seorang pacar, tapi saya ingin punya banyak, saya bercanda tapi saya juga serius!

KJ: Mengapa Anda beranggapan bahwa metal sangat populer di Indonesia?

Daniel: Kami ingin menyebarkan musik metal ke kota-kota kecil dan ke perkampungan. Kami ingin Indonesia menjadi negara metal.

KJ: Dada, Anda mengenakan topi di atas panggung dengan simbol komunis, palu dan sabit. Apakah Anda percaya komunisme?

Dada: Saya percaya komunisme. Di Indonesia komunisme ilegal, simbolnya juga ilegal.

KJ: Baiklah. Saya selalu menanyakan hal ini sebelum saya menyelesaikan interview. Adakah pesan untuk para penggemar Anda?

Daniel: No glam, just f***ing slam!

KJ: Terima kasih semuanya, dan juga Popo. Semoga sukses untuk album baru kalian. Terima kasih atas waktu interviewnya. Contact!

Band: Contact!

[Translation oleh Ruth Setiawati Wianto]

KJ Note: Dada Rosadeath has now left TURBIDITY.
THE OLD AND NEW TURBIDITY. Left to Right: Bob Rockiller (ex-BLEEDING CORPSE vokalis / new TURBIDITY vokalis), Dada Rosadeath (ex-TURBIDITY vokalis), Daniel (TURBIDITY guitarist), Kieran James, Mamay (ex-TURBIDITY bassist), and Casper Hell (band manager), 10 October 2011. Drummer Iko was busy at university this day.


TURBIDITY band, February 2011. Left to Right: Dada (vocals), Iko (drums), Mamay (bass), and Daniel (guitar). Mamay and Dada have now left the band.

No comments:

Post a Comment

CONCERT REVIEW: SAXON, live @ Barrowland Ballroom, Glasgow, Scotland, 21 November 2022, by KIeran James.

SAXON concert review – Glasgow, Scotland, 21 November 2022, by Kieran James “We stood in the dark and the band played on” It wasn’t a no...