By Hendra Yuwono: Pemahaman akan Javanese yang blunder di scene black metal dan permasalahan kenapa kok band pocongan selalu menjadi topic percakapan yang never ending, didalam scene black metal kita ini sudah semakin berlarut dan perlu pelurusan dalam hal ini.
Berikut kutipan dari mas Doni Wicaksonojati (IMMORTAL RITES band, Kediri Black Metal Force) sebagai pelaku black metal dan pelaku yang hidup berdasarkan pada adat adat java...
"Memakai atribute pocong, gendruwo, kuntilanak, ilu ilu banaspati dan semacamnya sah sah saja tapi akan lebih arif kalo menghilangkan kalimat BLACK METAL pada klaimnya, saya rasa memakai Javanese metal seperti teman teman band MYSTIS dan SACRIFICE akan lebih cocok namun demikian semua berpulang pada masing - masing sebab mengejawantahkan JAVANESE hanya sebatas GIMMICK itu justru akan menjadi BLUNDER bagi para pelakunya sendiri. Dan JAVANESE itu bukanlah theatrikal, javanese itu adalah WAY OF LIVE. Kepedulian terhadap berbagai macam kearifan lokal pergerakan memahami alam sekitar.
Eksistensi pengendalian ajaran2 leluhur baik ajaran kiri atopun kanan memahami dan mengamalkanya dan baru bisa dan boleh mengklaim sebagai JAVANESE METAL".
Semoga sedikit kutipan dari beliau ini bisa lebih membuka mata dan menambah pengetahuan kita dalam hal hal yang selama ini berkembang dan salah arah...
English, by Hendra Yuwono: This article is about how to blend and use javanese history theme lyrics and music, so it can blend into black metal perfectly without missing the core ingredient of black metal itself, and many new young black metal bands misinterpret about javanese and what is black metal. I guess you already know about black metal bands in indonesia that dress up like it was helloween or like actors in horror movies or haunted houses in carnivals, they think black metal is associated with ghost, ghouls, orc, and other shapes of demon and devil.
Javanese Megaloman
ReplyDelete