The mighty DEMONS DAMN (February 2011). Left to right: Jhon (bass), Dimas Damn (guitar), Abaz (studio drummer), Ricky (guitar2), Popo (vocals). |
Interview bersama DEMONS DAMN dengan Popo (vokalis
wanita) dan Jhon (bass).
Oleh: Dr Kieran James (University of Fiji).
Tanggal interview: 10 Oktober 2011, ruang latihan
JASAD terbaru, Ujung Berung, Bandung.
Tanggal interview diubah oleh Popo pada tanggal 9
November and 28 December 2011.
Komentar ekstra oleh: Ferly (JASAD) dan Bobby
(BLEEDING CORPSE).
Kieran James (Busuk Chronicles): Hai Popo.
Terima kasih atas kesediaan Anda untuk interview ini dan terima kasih banyak
atas semua bantuan Anda untuk interview saya dengan band-band lainnya di
Bandung ini. Anda semua sangat membantu saya. Pertanyaan pertama saya yaitu
kapan dan bagaimana Anda terlibat dalam scene death-metal?
Popo: Hai, dan ini
Jhon, pemain bass saya. Saya memulai bermain musik metal ketika saya masih SMP,
pada usia 13 tahun.
Jhon: Kalau saya sejak
kelas 1 SMA, usia 16 tahun.
Popo: Pertama saya
hanya mendengarkan musik metal, yaitu band SEPULTURA. Saya menonton video
clip-nya di MTV “Refuse/Resist”.
Jhon: Pada awalnya,
saya mendengarkan band BIOHAZARD [USA].
Popo: Ketika saya di
SMP, saya menonton beberapa konser dan pertunjukan. Seseorang mengajak saya ke
beberapa pertunjukkan, saya hanya ingin tahu lebih dalam mengenai musik metal;
terkadang saya pergi ke pertunjukkan seorang diri. Pada awalnya saya hanya
menonton penampilan band-band metal di atas panggung, saya tidak tahu siapa
penyanyinya atau band apa yang saya tonton, namun saya hanya melihat dan kenal
beberapa orang di sekolah yang sama, kemudian mereka mengenalkan saya dan kami
mulai nongkrong bareng di toko musik. Saya bertanya kepada mereka mengenai
scene-nya, pada saat itu saya berusia 14 tahun.
KJ: Bagaimana dan kapan
Anda memulai DEMONS DAMN?
Popo: Sebelum band ini
berganti nama menjadi DEMONS DAMN, awalnya bernama Demons. Formasi awal telah diubah.
Saya kenal gitarisnya dari studio rekaman. Kami selalu nongkrong dan
mendiskusikan musik metal, dan kemudian kami bertemu dengan taman-teman lain di
studio tersebut. Saya memintanya bergabung dengan band saya. Ketika Dimas dan
Ricky bergabung di band kami, saya mengganti musik speed-metal menjadi
death-metal. Abaz, yang sekarang bermain drums untuk JASAD, dia membuat
musiknya sangat cepat. Dia masih bermain drums di album pertama kami yang akan
datang.Dia tidak bisa bermain bersama DEMONS DAMN secara live karena dia
terlalu sibuk bermain dengan JASAD dan UNDERGOD.
KJ: Kapan Anda mulai
dengan vocal death-growl?
Popo: Saya memulai
growl vokal ketika musiknya diubah menjadi death-metal, saya belajar banyak
mengenai deep-growls (suara geraman dalam), saya menggunakan guttural style
(gaya suara garau). Anda dapat mendengarkannya di track-track demo saya. Lagu
pertama memiliki vokal berbeda dari 3 lagu terakhir. Di lagu pertama, saya
menggunakan geraman dengan artikulasi yang jernih. Orang dapat mendengarkan
saya ketika saya mengatakan ABC, seperti itu. Jhon adalah orang terakhir yang
masuk ke DEMONS DAMN.
Kieran James, Popo Demons Damn, Bobby Rock @ Cicaheum |
KJ: Apa cita-cita Anda
untuk band ini?
Popo: Kami memiliki
cita-cita yang sama dengan band-band lain, yaitu untuk tetap eksis,
mempromosikan band kami, membuat orang-orang kenal dengan band kami, dan
mengadakan pertunjukkan di luar negeri. Bagi saya dan DEMONS DAMN, kami
memiliki cita-cita yang berbeda. Bagi saya, saya ingin orang-orang tahu bahwa
musik death-metal tidak hanya untuk cowok saja, namun cewek juga bisa bermain
musik death-metal. Saya belajar banyak mengenai musik metal, saya bukan hanya
sekedar ikut-ikutan. Saya telah lama tinggal di Ujung Berung. Saya bermain
musik death-metal sejak 2008.
KJ: Bagaimana respon
para fans Anda dengan adanya vokalis wanita dalam death-metal?
Popo: Pertama mereka
terkejut ketika tahu bahwa ada wanita yang bermain di band death-metal.
Orang-orang tidak tahu tentang band-band yang ada vokalis wanitanya, karena
mereka tidak dapat mempromosikan band mereka dengan baik. Saya sangat beruntung
karena teman-teman saya dari Ujung Berung telah banyak membantu saya untuk
mempromosikan band kami. Ferly (gitaris JASAD) meminta saya untuk bermain
bersama jasad di salah satu pertunjukkan JASAD.Kami telah mengadakan dua kali pertunjukkan,
di Bandung dan Malang, hanya saya dan JASAD. Man (vokalis JASAD) memperkenalkan
saya dan band saya DEMONS DAMN di atas panggung. Setelah memberikan penampilan
terbaik saya, apa lagi yang dapat kami perbuat untuk musik death-metal? saya
menunjukkan kepada mereka bahwa saya tidak hanya sekedar ikut-ikutan bermain
death-metal, dan mereka menyukai saya dalam artian mereka menyukai perempuan
yang memainkan death metal.
KJ: Jhon, apakah Anda
merasa aneh bermain di band dengan vokalis wanita?
Jhon: Tidak, saya sama
sekali tidak merasa aneh. Saya rasa vokalis wanita memiliki perbedaan, wanita
lebih disiplin daripada pria dalam menghadiri pertemuan-pertemuan dengan
band-band, dan sebagainya.
Popo: Juga dalam
mengatur keuangan…. (tertawa*)
Jhon: Semuanya! Ini
merupakan salah satu tantangan buat saya untuk bekerja sama dengan vokalis
wanita.
Popo Demons Damn, Bobby Rock |
KJ: Menurut Anda, apakah
lebih sulit untuk mendapatkan image pria “keras” ala death-metal dengan vokalis
wanita?
Jhon (Popo menafsirkan
dalam memberi jawaban): Menurut saya sama saja, pria maupun wanita sama. Saya
rasa malah sudah biasa band-band metal dengan vokal pria, namun dengan vokalis
wanita, kami terlihat “lebih keras”. Jika sebuah band memiliki vokalis pria,
itu sudah hal biasa. Pengaruh pria dan wanita sama, tapi, ketika seorang wanita
bermain death-metal, hal tersebut jauh lebih menarik dan berbeda.
Popo: Mungkin itu
adalah hal paling keren!
KJ: Apakah Anda
menghadapi masalah-masalah ketika menjadi vokalis wanita yang bermain musik
death-metal di sini?
Popo: Bagi band kami,
sama sekali tidak ada masalah. Masalahnya hanya dengan komunitas umum, dengan
ijin kepolisian, ketika kami ingin mengadakan pertunjukkan, seperti yang pernah
saya jelaskan pada interview dengan BLEEDING CORPSE [8 Oktober 2011, lihat posting
sebelumnya di website ini untuk interview dengan BLEEDING CORPSE]. Sekarang,
wanita dalam scene death-metal dihormati oleh fans, karena para wanita dapat
membuktikan bahwa mereka juga bisa bermain musik death-metal, hal ini sangat
berbeda dengan masa lalu, dimana hanya pria yang mendominasi musik death-metal.
[Pada saat ini Ferly
“JASAD”, bergabung dalam interview ini]
KJ: Apakah Anda melihat
peranan Anda untuk di hari kemudian mengajari para wanita muda untuk bermain
musik death-metal?
Popo: Jika mereka
bertanya kepada saya, bagaimana cara belajar vokalnya, saya akan mencoba untuk
membantu mereka.
Ferly: Puji [nama
panggung Popo] memiliki vokal yang sangat bagus, dan tentu saja, penampilan
yang luar biasa. Dia adalah seorang pelopor.
KJ: Bagaimana kemajuan
pembuatan album Anda?
Popo: Kami harus
merekam vokalnya, sisanya telah selesai. Kami memiliki 9 lagu, musik kami
dipengaruhi oleh band VADER [Polandia], KATAKLYSM [Kanada], DISGORGE [USA],
SUFFOCATION [USA], dan banyak killer bands lainnya.
KJ: Apakah Anda telah
mendapatkan judul-judul lagunya?
Popo: Kami memiliki
judul-judul lagunya, namun judul albumnya belum. Saya mempunyai sebuah lagu
yang diciptakan oleh Bobby [Rock, vokalis BLEEDING CORPSE]. Saya menulis semua
lirik lagu-lagunya. Topik-topik lagunya adalah balas dendam dan kebencian. Saya
mencoba menulis lirik seperti SUFFOCATION.
Left to Right: Bobby Rock, Popo, Butche, Man Jasad |
KJ: Saya rasa
lirik-lirik SUFFOCATION mengenai perasaan mereka secara keseluruhan. Bila Anda
membaca bagian-bagian tertentu lirik mereka, kelihatannya tidak masuk akal.
Popo: Lirik-lirik
SUFFOCATION sifatnya idiomatic, artinya Anda tidak dapat menerjemahkannya satu
per satu.
KJ: Waaaah, saya hanya
berbicara Bahasa Inggris, tapi saya tidak tahu apa artinya “idiomatik”!
Popo: Saya
menyelesaikan tesis saya (dalam topik ini) untuk gelar Sarjana Sastra Inggris,
di Universitas Pasundan [Bandung], 2008. Saya ingin mendiskusikan mengenai
lirik-lirik band JASAD dan FORGOTTEN (Indonesia), namun dosen saya menganjurkan
saya untuk menulis topik mengenai band-band populer di Indonesia, band pop
seperti Peterpan atau yang lainnya… hal tersebut membuat saya kecewa karena
band-band yang disarankan oleh dosen saya adalah band-band mellow, dan
untungnya saya mendengar LINKIN PARK merilis album baru Minutes to Midnight, sehingga saya lebih
memilih LINKIN PARK daripada band-band lokal, meskipun mereka sangat populer di
sini, namun saya tidak menyukainya.
KJ: Siapa saja
pengarang-pengarang favorit Anda?
Popo: Saya suka Karl
Marx, Malcolm X. Saya suka membaca mengenai para wanita yang menjadi perintis
atau pemimpin di beberapa agama. Saya menyukai feminisme. Saya ingin membaca
mengenai para wanita yang memperjuangkan hal-hal besar dan sulit, mengapa
wanita dapat melakukan segala hal….
KJ: Seperti feminisme?
Popo: Ya, ya!
[Bobby Rock “BLEEDING
CORPSE” saat ini bergabung dengan kami selama interview ini berlangsung, Ferly
sudah pergi].
KJ: Hai Bobby, bagaimana
perasaan Anda memiliki pacar seorang vokalis wanita band death-metal?
Bobby: Rasanya
seperti…. Meskipun seorang penyanyi atau tidak, sama saja. Saya tidak menyukai
dia [Puji/Popo] hanya karena dia di atas panggung sebagai vokalis. Saya
menyukainya karena sikap dan pendiriannya.
Popo: Saya sudah kenal
Bobby sebelumnya. [KJ: Hubungan mereka telah berjalan selama 2 tahun]. Saya
tidak peduli dia [Bobby] adalah vokalis BLEEDING CORPSE. Saya hanya tahu bahwa
dia baik, tidak suka main cewek, dia sangat perhatian pada saya, itu yang
terpenting. [KJ: Sekarang giliran Bobby yang malu-malu].
KJ: Popo, apakah Anda
pernah merasa aneh karena Bobby adalah vokalis brutal metal di atas panggung,
dan ketika tidak berada di atas panggung, dia adalah pria yang lembut?
Popo: Saya rasa lucu
sekali melihat Bobby tidak sedang beraksi di atas panggung, namun ketika Bobby
di atas panggung, sangat berbeda sekali dengan sehari-harinya, dia tidak suka
berbicara mengenai musik terlalu banyak, namun ketika di atas panggung, dia
kelihatan seperti pria brutal!
Sangat berbeda sekali
dengan sehari-harinya
KJ: Who can kill the
dragon, haha, seperti dalam lagu HAMMERFALL?
Popo: Ya! Saya juga
membuat karakter untuk diri saya di atas panggung, Popo as a female demon.
female demon adalah iblis perempuan penggoda yang dapat membunuh dan
menaklukan, berbeda dengan puji, Puji adalah gadis pemalu. Ada satu band, CEREBRAL
BORE dari Glasgow, Skotlandia. Di tahun 2010 mereka berganti vokalis wanita.
[KJ: Vokalis baru, Simone “Som” Pluijmers]. Hal yang susah yaitu membuat
orang-orang percaya bahwa saya dapat bermain musik death-metal.
KJ: Ok, interview kita
selesai sampai di sini dulu. Terima kasih banyak Popo, the killer female, Jhon
dan Bobby. Saya doakan yang terbaik untuk album baru kalian. Saya tidak sabar
untuk mendengarkannya!
Popo: Terima kasih!
[Translation oleh Ruth
Setiawati Wianto.]
Left to Right: Bobby Rock, Popo, Butche, Man Jasad @ Popo's birthday party, The Common Room Network Foundation, Bandung, April 2012. |
Popo Demons Damn, Maya Mortality, and Kieran James @ Bandung. |
Butche (vokalis The Cruel) and Popo Demons Damn @ The Common Room Network Foundation, Bandung, October 2011. |
Left to Right: Bobby Rock, Popo Demons Damn, Ferly Jasad, and John Yoedi @ EXTEND Studio, Ujung Berung, April 2012. |
BAND INTERVIEW GIRLZEROTH BY POPO DEMONS DAMN. Left to Right: Nenx Girlzeroth (guitar), Wong Die Girlzeroth (vocal), Popo Demons Damn @ The Common Room Network Foundation, Bandung, April 2012. |
The first DEMONS DAMN studio album Retaliation (nine-tracks) was released by Extreme Souls Production (ESP) on 7 July 2013. The band is presently working on its second full-length studio album. |
No comments:
Post a Comment